Menjadi seorang role model itu tidaklah mudah. Karena ada beban moral yang dibawa. Karena saat seseorang dijadikan contoh untuk orang banyak, itu akan menjadi pr yang berat untuk orang yang bersangkutan. Jika dilihat dari sudut pandang sih yang bersangkutan atau sih role modelnya, saat dia tahu dia dijadikan role model akan ada sebuah tekanan di dirinya. Dimana dia harus bersikap baik dan santun. Sehingga orang bisa mengikuti sifat baiknya.
Risiko Menjadi Seorang Yang Berpengaruh Dan Menjadi Role Model Orang Banyak
Secara tidak langsung dia harus memaksakan dirinya untuk selalu tampak okey, tampak semua aman terkendali, dan masih bersikap baik dan beretika. Walaupun pada saat itu dia sedang marah, atau kecewa atau sedih. Tapi saat di sorot, dia harus menunjukkan dia baik-baik saja. Dan itu tidak mudah loh. Tidak mudah menjalani hidup dimana untuk bergerak kiri kanan, harus serba di pikir dulu. Karena jika ada yang salah, akan langsung banyak netizen yang mengomentari dan cerca. Dan itu membuat pusing kepala.
Dan membuat dia harus menjadi orang lain saat bertemu beberapa orang. Dia tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Padahal kalau bilang diapun masih orang biasa, masih bisa melakukan kesalahan. Semua orang juga masih belajar, masih memproses dan memilah mana yang benar dan tidak. Mana yang bisa diterima dan tidak. Jadi kita tidak boleh menjadi hakim atas diri seseorang. Jika kita menjadikan seseorang sebagai role model, ya silahkan saja. Tapi ikutilah kelakuan baiknya bukan yang buruk. Dan saat dia melakukan yang buruk bukan berarti anda juga harus mengikutinya karena dia adalah role modelmu, tidak begitu ferguzo.
Anda juga harus dengan pikiran terbuka memilah mana yang bisa anda terima dan mana yang tidak. Dan pun kalau dia melakukan kesalahan, ya jangan lah ikut mencaci atau memberikan statement atau pernyataan yang menyakitkan. Jika anda benar-benar kagum pada dia, ya berikan semangat. Bukan malah menhujatnya. Karena tidak mudah untuk menjadi sempurna terus di publik.