Gas air mata, atau yang dikenal juga sebagai agen penekan, digunakan untuk mengiritasi mata, kulit, dan saluran pernapasan. Gas ini dirancang untuk menimbulkan ketidaknyamanan yang kuat sebagai metode pengendalian massa atau dalam situasi kerusuhan. Rasa perih yang disebabkan oleh gas air mata disebabkan oleh beberapa mekanisme kimia dan fisiologis yang berinteraksi dengan tubuh. Berikut adalah penjelasan tentang mengapa gas air mata menyebabkan rasa perih:
1. Komponen Kimia dalam Gas Air Mata
Gas air mata umumnya mengandung bahan kimia seperti kloroasetofenon (CN), ortho-chlorobenzylidene malononitrile (CS), atau pepper spray yang mengandung capsaicin. Bahan-bahan ini bekerja dengan cara berbeda untuk merangsang saraf sensorik dan menyebabkan rasa perih:
- Chloroacetophenone (CN): Merupakan agen penekan yang menyebabkan iritasi pada selaput mukosa dan kulit. CN memengaruhi reseptor nyeri di mata dan saluran pernapasan, yang memicu rasa perih dan tidak nyaman.
- Ortho-Chlorobenzylidene Malononitrile (CS): CS adalah senyawa yang lebih kuat dibandingkan CN dan sangat efektif dalam menyebabkan rasa perih. CS memicu reaksi inflamasi dan merangsang ujung saraf sensorik di mata dan kulit, menyebabkan sensasi terbakar.
- Capsaicin: Dalam pepper spray, capsaicin bertindak pada reseptor rasa panas dan nyeri pada kulit dan membran mukosa. Ini menciptakan sensasi terbakar yang intens dan menyakitkan.
2. Stimulasi Reseptor Nyeri dan Termoreseptor
Gas air mata menyebabkan rasa perih karena merangsang reseptor nyeri, atau nociceptor, dan termoreseptor di kulit dan mata. Reseptor ini sensitif terhadap bahan kimia yang terkandung dalam gas air mata dan mengirimkan sinyal nyeri ke otak. Sensasi ini seringkali berupa rasa terbakar, gatal, dan iritasi yang intens.
3. Reaksi Inflamasi
Ketika gas air mata mengenai mata atau kulit, tubuh merespons dengan reaksi inflamasi. Paparan bahan kimia dapat menyebabkan peradangan, yang mengakibatkan pembengkakan dan peningkatan sensitivitas area yang terkena. Inflamasi ini memperburuk rasa perih dan ketidaknyamanan.
4. Pengaruh pada Selaput Mukosa
Gas air mata mengiritasi selaput mukosa di mata dan saluran pernapasan, yang memiliki lapisan sel yang sangat sensitif. Ketika selaput mukosa terkena gas ini, ia bereaksi dengan mengeluarkan cairan tambahan sebagai respon pertahanan, menyebabkan mata berair, hidung berair, dan sensasi terbakar.
5. Penurunan Kualitas Penglihatan
Gas air mata juga menyebabkan produksi air mata yang berlebihan, yang dapat menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Ketidaknyamanan dari penglihatan yang kabur ditambah dengan rasa terbakar dapat meningkatkan rasa perih dan ketidaknyamanan.